IDENTITAS NASIONAL
Istilah
identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan nasional.
Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau
jatidiri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain (ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas
yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau
identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi
atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE,2005:25).
faktor-faktor Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional
suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang
sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi:
- Faktor
objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis Kondisi
geografi – ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, social
dan kultural bangsa Indonesia
- Faktor
subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
- Faktor
historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan masyarakat
dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan
proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas
bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada
awal abad XX.
Sedangkan menurut Robert de
Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell dalam bukunya, The Power of Identity
(Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu :
- Faktor
primer. Faktor ini
mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa
Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta
bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan
masing-masing.
- Faktor
pendorong faktor ini
terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara
dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis.
Oleh karena itu bangsa Indonesia proses pembentukan dentitas nasional yang
dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi bangsa
Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama
dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
- Faktor
penari Faktor ini
mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan
pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah
merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia
telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Nahasa Melayu telah
dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing- masing
etnis atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daerah masing-masing.
Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah dikembangkan
sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.
- Faktor
reaktif Faktor ini
meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor keempat melalui
memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta
semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis
dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan,
menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara
Keempat faktor tersebut pada
dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia,
yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan
dari penjajahan bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada
dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa
dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini
dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu pembentukan
identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti
sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan
dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:411sDJ6Oc5MJ:eprints.uad.ac.id/9433/1/IDENTITAS%2520NASIONAL%2520Dwi.pdf+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d
http://sosiologis.com/identitas-nasional
Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda
atau jatidiri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23). Sedangkan kata
nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik
fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan,
cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut
nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE,
2005:25)