BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemiskinan
sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang yang menilai
bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
kurang sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai penghasilan yang banyak, atau
bahkan ereka cenderung malas untuk bekerja.
Hal
ini juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh
pemerintah terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak
orang yang terus menerus menggali ilmu utuk dapat menciptakan sesuatu yang baru
dan mempermudah pekerjaan individu atau kelompok. Tetapi tanpa sadar memiliki
dampak negatif bagi kalangan masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan
perekonomian yang tidak merata.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan
bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang
berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ?
2. Apa
yang dimaksud dengan teknologi ?
3. Apa
yang dimaksud dengan kemiskinan ?
BAB
II
ISI
A.
Ilmu Pengetahuan
Menurut Aristoteles:
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi; menurut Decartes: ilmu pengetahuan merupakan serba budi; Bacon danDavid
Home: ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin; ImmanuelKent: Pengetahuan
merupakan persatuan antara budi dan pengalaman; dan menurut teoriPhyroo:
mengatakan tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Untuk mencapai suatu
pengetahuan yang ilmiah dan objektif di perlakukan sikap yang bersifat ilmiah. Bukan
membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu
sendiri, sehingga benar-benar objektif, terlepas dari prasangka pribadi yang
bersifat subjektif. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal :
1.
Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih
sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif .
2.
Selektif, artinya mengadakan pemilihan
terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan
mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3.
Kepercayaan yang layak terhadap
kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang
digunakan untuk mencapai.
4.
Merasa pasti bahwa setiap pendapat,
teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka
untuk di buktikan kembali.
Permasalahan
ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap
ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan
itu sendiri mencakup ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan, dan sebagai apa yang disebut generic meliput segala usaha
penelitian dasar dan terapan serta pengembangannya.
B.
Teknologi
satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia
yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut
Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan
perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi,
yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains
mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai
ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam
interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106)
seperti makna ‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi,
berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata
techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam
bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis
atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup
tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik
non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode.
Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan
hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra
(2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur
yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu
dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Fenomena teknik pada masyarakat.Fenomena teknik pada masyarakat
teknik, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah
menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan
tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan
rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi
dan saling bergantunG
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas
kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip
sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang
kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu
menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan
capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti
administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai
seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan
dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh
teknik.
C. Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan
berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh,
dll.(Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan
bangsa, sebagai inspirasi dari cita-cita menciptakan masyarakat masyarakat adil
dan makmur.
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di
bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Tidak memiliki
faktor produksi sendiri seperti tanah, modal keterampolan, dan sebagiannya;
b.
Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu
orang tua mencari tambahan penghasilan;
c.
Tidak memiliki
kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti
untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha;
d.
Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas, berusaha apa saja;
e.
Banyak yang
hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kaitan
yang jelas, yakni teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan. Selain
itu, teknologi juga mengandung ilmu pengetahuan didalamnya. Ilmu pengatahuan
digunakan untuk mengatahui “apa” sedangkan teknologi digunakan untuk mengatahui
“bagaimana”. Perubahan teknologi yang cepat dapat menyebabkan kemiskinan,
karena dapat menyebabkan perubahan sosial yang fundamental.
Daftar Pustaka
soelaeman moenandar, desember 2011. Ilmu sosial dasar-teori
dan konsep ilmu sosial. Bandung : pt refika aditama.